Thursday, June 23, 2011

Kurangi Garam untuk Kesehatan Jantung

reallynatural.com
MENGURANGI asupan garam, khususnya bagi pencinta makanan bercita rasa asin, bukanlah hal yang mudah. Tapi, Anda bisa memulai dengan jumlah kecil. Studi terbaru mengungkap, mengurangi tiga gram garam dalam sehari atau setara dengan setengah sendok teh mampu mengurangi kemungkinan penyakit jantung secara dramatis.

Menurut penulis studi yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine, manfaat pengurangan tiga gram garam ini setara dengan pengurangan 50 persen kebiasaan merokok dan pengurangan lima persen indeks massa tubuh pada orang yang obesitas.

"Manfaat pengurangan garam dalam menurunkan tekanan darah dan penyakit jantung telah lama diketahui. Penelitian ini hanya memetakan jumlah yang baik. Studi ini mempunyai bukti ilmiah pentingnya mengurangi garam dalam meningkatkan kualitas hidup dan angka harapan hidup," tutur Dr. Robert Eckel dari University of Colorado Denver School of Medicine, seperti dikutip situs healthday.

Badan-badan kesehatan di Amerika menganjurkan agar orang dewasa membatasi asupan garam hingga 5,8 gram (2.300 miligram sodium) sehari. Akan lebih baik lagi jika bisa membatasi hingga 3,7 gram sehari.

Yayasan Jantung Amerika (American Heart Association) juga menganjurkan konsumsi sodium kurang dari 2.300 mg sehari. Akan tetapi, jumlah ini dikurangi lagi hinga kurang dari 1.500 mg per hari bagi mereka yang berusia lanjut atau penderita hipertensi. (IK/OL-08)

Teknik Memenuhi Rasa Nyaman Pada Masa Hamil (Distraksi & Relaksasi)

Ibu hamil dan bayiTidak semua wanita mengalami ketidaknyamanan akibat kehamilan yang disebutkan dibawah ini, akan tetapi tidak sedikit juga wanita yang mengalami ketidaknyamanan tersebut. Cara meringankan ketidaknyamanan bisa membuat perbedaan yang signifikan dalam cara wanita tersebut memandang pengalaman kehamilannya. Dasar fisiologis, psikologis dan anatomis untuk masing-masing ketidaknyamanan tersebut diberikan untuk merangsang pemikiran selanjutnya tentang cara-cara meringankannya. Cara-cara meringankan tersebut didasarkan pada penyebab dari ketidaknyamanan tersebut serta diarahkan ke penatalaksanaan symptomatik.

Rasa letih

Rasa letih sering terjadi selama trimester pertama tanpa diketahui penyebabnya. Salah satu sangkaan yang diajukan ialah penurunan awal dalam laju metabolik dasar pada awal-awal kehamilan, tetapi mengapa hal itu terjadi tidaklah jelas. Untunglah hal ini hanya merupakan ketidaknyamanan yang terbatas, biasanya akan lenyap pada akhir trimester pertama. Namun, hal tersebut bisa mempunyai efek meningkatkan intensitas respon psikologis yang dialami wanita selama masa tersebut.

Langkah-langkah peringanannya ialah meyakinkan ibu tentang kenormalan rasa letih tersebut serta pengurangan dengan sendirinya pada trimester kedua di kemudian hari. Hal ini akan dapat membantu ibu tersebut untuk mengambil lebih banyak waktu istirahat pada siang hari hingga masa ini berlalu. Sedikit senam berikut konsumsi makanan yang bergizi akan dapat melawan rasa letih ini.

Punggung atas sakit (bukan karena penyakit)

Sakit punggung bagian atas bisa terjadi selama trimester pertama oleh karena pertambahan ukuran dan akibat beratnya payudara, yang juga merupakan pertanda presumtif kehamilan.

Langkah peringanan, karenanya ialah dengan mengenakan BH yang cocok ukurannya dan menopang payudara. Dengan menambah mobilitas payudara, BH yang pas dan menopang juga akan mengurangi ketidaknyamanan kelembutan payudara akibat pembesaran.

Kram kaki

Alasan-alasan fisiologis dari kram di kaki ini tidaklah jelas diketahui. Selama sekian tahun, kram di kaki dianggap disebabkan oleh kurangnya atau terganggunya konsumsi kalsium atau ketidakseimbangan dalam perbandingan kalsium-fosfor didalam tubuh, tetapi semua penyebab ini sekarang tidak lagi dinyatakan demikian dalam literatur-literatur saat ini.

Satu aliran lain menganggap bahwa uterus yang membesar memberikan tekanan pada pembuluh-pembuluh darah panggul, dan dengan demikian mempengaruhi sirkulasi, atau pada syaraf saat mereka meresap melalui foramen obturator dalam perjalanannya ke tungkai bagian bawah. Langkah-langkah peringanan yang disarankan adalah sebagai berikut :

Anjurkan wanita tersebut meluruskan kakinya yang kram dan meruncingkan telapak kakinya (mendorsifleksikan telapak kakinya). Jika wanita tersebut sedang diatas tempat tidur, maka akan memerlukan penekanan yang kuat dan terus menerus terhadap dasar telapak kakinya, baik oleh tangan seseorang atau oelh papan penahan ranjang bagian bawah, atau ditekankan. Jika wanita tersebut sedang berdiri, maka lantai bisa berfungsi untuk itu. Langkah ini hampir dapat dipastikan bisa dengan segera memperbaiki sirkulasi.
Senam umum dan kebiasaan gerakan tubuh (body mekanik) yang baik untuk memperbaiki sirkulasi
Mengangkat kaki lebih tinggi secara periodik sepanjang hari
Diet yang meliputi baik kalsium maupun fosfor

Edema tungkai

Edema (penimbunan cairan atau bengkak) tungkai adalah akibat sirkulasi vena yang terganggu serta tekanan vena yang meningkat didalam tungkai bagian bawah. Gangguan-gangguan sirkulasi ini adalah disebabkan tekanan dari uterus yang membesar pada pembuluh-pembuluh vena panggul pada saat wanita tersebut sedang duduk atau berdiri serta pada vena cava inferior ketika wanita tersebut berbaring menggeletak. Setiap pakaian yang ketat dan membatasi dan menghambat aliran balik darah dari tungkai bagian bawah akan menambah parahnya masalah ini. Edema tungkai pada tungkai pada umumnya akan terlihat dibagian pergelangan kaki dan harus cermat dibedakan dari edema yang berkaitan dengan pre eklampsia/eklampsia. Langkah-langkah peringanannya meliputi hal-hal berikut :

Menghindari pakaian-pakaian yang ketat
Menaikkan kaki secara periodik sepanjang hari
Memposisikan diri dalam keadaan miring pada saat berbaring
Mengenakan penopang atau korset abdominal yang bisa meringankan tekanan pada vena-vena panggul.

Varikositas/varises

Sejumlah faktor ikut menentukan perkembangan varikositas selama kehamilan. Vena-vena varikositas adalah lebih mungkin terjadi pada wanita yang memiliki kecenderungan familial atau kecenderungan bawaan. Varikositas bisa timbul dari sirkulasi vena yang terganggu serta pada vena yang mengalami tekanan meningkat pada tungkai bagian bawah. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh tekanan dari uterus yang membesar pada vena panggul ketika wanita tersebut sedang duduk atau berdiri dan pada vena cava inferior ketika ia sedang berbaring menggeletak. Setiap pakaian yang dapat menghambat aliran balik vena dari tungkai bagian bawah atau karena berdiri terlalu lama akan membuat masalah ini lebih parah. Relaksasi yang diakibatkan oleh progesteron atas dinding vena serta katup-katupnya dan sekeliling otot-otot halus (rata) juga akan ikut memicu berkembangnya varikositas.

Varikositas selama masa kehamilan paling jelas menonjol kelihatan pada bagian kaki dan atau vulva. Langkah-langkah peringanan yang spesifik bagi varikositas vulva diantaranya adalah :

Penggunaan kaus kaki penunjang, verban atau stocking elastis, yang dipakai setelah mengangkat kaki sebelum bangun
Menghindari pakaian yang terlalu sempit
Menghindari berdiri terlalu lama
Saat istirahat, kaki dinaikan/ditinggikan secara periodik sepanjang hari
Berbaring dalam posisi tegak lurus beberapa kali sehari (ibu tidur ditempat yang rata lalu kaki dipijakkan ke tembok sehingga antara kaki, pantat dan tembok seolah2 membentuk sudut 90ᴼ)
Mengambil posisi bersandar miring beberapa kali sehari (boleh miring ke kanan atau pun ke kiri, dimana posisi kaki yang ada pada bagian bawah diluruskan sedangkan posisi kaki yang ada pada bagian atas agak ditekuk sedikit)
Menjaga agar kaki tidak bersilang bila duduk
Jika memungkinkan duduk dengan posisi kaki ditinggikan dan jangan berdiri
Mempertahankan postur dan mekanisme tubuh yang baik
Ikut serta dalam senam ringan dan berjalan kaki, untuk membantu peningkatan sirkulasi
Memberikan penopang fisik untuk varikositas vulva dengan bantalan karet busa yang dipegang ditempatnya dengan tali pinggang yang saniter
Mengenakan penopang abdominal ibu atau tali pengikat, untuk mengurangi tekanan pada vena panggul
Melakukan senam kegel untuk varikositas vulva atau hemoroid/wasir, untuk meningkatkan sirkulasi

Nyeri urat (ligamen) bundar

Ligamen (urat) bundar melekat pada kedua sisi uterus persis dibawah dan didepan jalan masuk tuba fallopii, ligamen-ligamen ini kemudian melintasi ligamen yang lebar didalam sebuah lipatan peritoneum, melintasi kanal inguinal dan masuk menusuk didalam bagian anterior (atas) dari labia mayora pada kedua sisi perineum. Ligamen-ligamen tersebut sebagian besar terdiri dari otot-otot halus-rata yang bersambung terus dengan otot uterus. Jaringan otot ini memungkinkan ligamen-ligamen bundar untuk berhipertropi selama kehamilan, dan pada hakikatnya, ikut meregang saat uterus membesar. Secara anatomis, ligamen-ligamen bundar tersebut mau tidak mau harus meningkatkan ukuran panjangnya saat uterus membesar dan naik ke atas ke dalam abdomen. Rasa nyeri ligamen bundar diyakini adalah disebabkan oleh pemelaran dan juga oleh karena tekanan dari uterus yang terus bertambah berat terhadap ligamen-ligamen tersebut. Hal ini merupakan ketidaknyamanan yang sangat umum yang harus dibedakan dari penyakit saluran gastro intestinal dan organ abdomen, misalnya usus buntu, peradangan kantung empedu, dan bisul perut. Satu ciri yang dapat membantu dalam perbedaan ini ialah melebarnya rasa nyeri tersebut ke daerah lipatan paha inguinal.

Langkah-langkah pentalaksanaannya tidak banyak dan tidak terlalu bisa efektif. Nyeri ligamen itu merupakan salah satu dari ketidaknyamanan yang mau tidak mau harus diterima oleh para wanita hamil. Langkah-langkah penatalaksanaannya diantaranya :

Menekuk lutut kearah abdomen
Membungkukan badan ke arah yang sakit untuk mengendorkan rentangan ligamen
Mengangkat panggul
Mandi air hangat
Menopang uterus dengan sebuah bantal dibawahnya dan sebuah bantal lain diantara dengkul pada waktu berbaring miring
Memakai penopang abdomen atau korset ibu.

Rasa sakit pada punggung bawah (bukan karena penyakit)

Rasa sakit punggung merupakan sakit punggung yang terjadi di bagian lumbosakral. Nyeri tersebut biasanya akan bertambah parah dalam intensitasnya pada kehamilan lanjut, karena hal ini memang disebabkan pergeseran dari titik gaya berat dan juga posturnya, perubahan-perubahan ini dihasilkan oleh bobot dari uterus yang membesar. Masalah ini akan bertambah parah jika otot abdomen wanita tersebut longgar atau lemah, otot-otot ini tidak memberikan topangan kepada uterus yang terus membesar.

Penatalaksanaan dalam mengatasi nyeri punggung bagian bawah :

Posisi tubuh yang baik
Gerak tubuh yang tepat untuk mengangkat
Hindari emmbengkokan tubuh, mengangkat secara berlebihan, atau berjalan tanpa periode istirahat
Menggunakan sepatu bertumit rendah/tidak bertumit, karena sepatu bertumit tinggi tidak stabil
Jika masalah menjadi berat, penopang perut eksternal dianjurkan, seperti korset atau penopang perut
Kehangatan (tidak terlalu panas) pada punggung seperti bantal hangat, mandi air hangat
Pemberian es pada punggung
Pijitan/urut punggung
Menggunakan matras yang keras serta tidur menggunakan bantal untuk meluruskan punggung

Perubahan dalam pusat gravitasi yang timbul dari uterus yang membesar dan berat dapat menyebabkan wanita tersebut mengalami posisi dimana bahunya berada jauh ke belakang dan kepalanya dilenturkan ke depan dalam usaha untuk mengimbangi bagian depannya yang berat dan punggung yang melengkung. Posisi tubuh ini dianggap menyebabkan kompresi syaraf pada lengan, yang akan menyebabkan rasa gatal dan mati rasa pada jari-jari. Langkah-langkah peredaan mencakup penjelasan tentang kemungkinan penyebab dan anjurkan untuk mengambil posisi tubuh yang baik. Beberapa wanita memperoleh perbaikan hanya dengan berbaring. Kelemahan dari otot-otot abdominal adalah lebih umum pada wanita yang sudah banyak sekali mengalami kehamilan dan melahirkan, yang tidak melakukan senam dan tidak mendapatkan kembali tonus abdominalnya setelah setiap kali habis melahirkan. Wanita primigravida biasanya memiliki tonus otot yang baik sekali, karena otot-otot mereka sebelumnya belum pernah meregang.

Sakit punggung juga bisa disebabkan oleh pembungkukan yang berlebihan, berjalan terus tanpa istirahat, dan mengangkat barang, terutama jiak semua hal tersebut dilakukan ketika wanita tersebut sedang lelah. Kegiatan semacam itu akan menambah ketegangan pada punggung. Pergerakan tubuh yang benar dalam hal mengangkat benda berat adalah sangat penting untuk menghindari ketegangan otot. Ada dua prinsip yang harus diikuti :

Merunduk dan bukannya membengkokan tubuh untuk mengangkat sesuatu sehingga kaki (paha) dan bukannya punggung yang memikul beban dan merentang
Rentangkan kaki dan letakkan satu kaki agak didepan yang lain ketika merunduk sehingga ada landasan luas bagi keseimbangan ketika berdiri dari posisi merunduk.

MENGURANGI RASA SAKIT SAAT PERSALINAN

Persepsi rasa sakit sangat bervariasi tergantung pada keadaan emosional ibu. Dukungan yang baik selama persalinan dapat menenangkan dan mengurangi rasa sakit. Rasa sakit ini dapat dikurangi dengan mengalihkan perhatian ibu melalui menganjurkan ibu berjalan-jalan atau mengubah posisi yang nyaman sesuai kehendak ibu.

Peran dari pendamping persalinan juga sangat bermanfaat untuk memberikan support persalinan atau pun melakukan massase punggung atau mengusap mukanya diantara kontraksi. Teknik mengurangi rasa sakit juga dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pernafasan tertentu atau dengan berendam air hangat untuk memberikan efek rileksasi.

Posisi mengatasi gangguan rasa nyaman pada fase 1 laten

Posisi yang nyaman untuk mengatasi rasa sakit pada setiap tahap tidak sama. Cobalah beberapa posisi agar dapat mengikuti proses yang terjadi. Suami atau pendamping persalinan lainnya dapat memberi semangat dan membantu meringankan ketidaknyamanan yang dialami ibu dengan mengurut pinggang belakang serta menenangkan ibu.

Duduk

Duduklah di kursi dengan menghadap ke belakang, kedua kaki dilebarkan. Rebahkan kepala ke sandaran kursi, sementara suami mengurut punggung isteri.

Bersandar tegak

Pada saat kontraksi, bersandarlah pada sesuatu yang dekat seperti dinding, punggung kursi atau tempat tidur. Berlututlah bila perlu dan letakan bantal di lantai untuk menahan lutut. Condongkan panggul ke depan, lalu kembali ke posisi semula.

Bersandar ke depan

Duduk menghadap sandaran kursi dengan kedua kaki mengangkang. Letakkan sebuah bantal di sandaran kursi supaya kepala dan tangan tidak sakit. Selain pada kursi, ibu dapat juga bersandar pada tubuh suami, pintu, meja dan lain-lain.

Berlutut ke depan

Ibu dapat mengatasi rasa sakit dengan berlutut dilantai dengan kaki melebar. Gunakan beberapa bantal besar untuk menopang. Punggung tetap lurus. Setelah itu, duduklah dengan posisi miring diantara kontraksi.

Naikkan pantat dengan kepala tetap diatas bantal akan membantu mengurangi sakit di punggung (karena kepala bayi menekan perut)

Mengatasi sakit punggung

Berlutut dengan bertumpu pada kedua lutut dan lengan, serta punggung lurus dapat mengurangi sakit saat kontraksi. Letakkan bantal dibawah lutut. Saat diantara kontraksi, bersandarlah ke depan atau duduklah bersila.

Miring ke depan

Miringkan panggul beberapa kali ke depan dan belakang diantara kontraksi, lalu beristirahatlah dengan meletakan kepala di lengan. Tekanan kepala bayi pada punggung akan berkurang.

Jangan meneran

Jika pembukaan belum sepenuhnya lengkap, jangan meneran dulu, aturlah posisi seperti bersujud/menungging, tapi kaki diluruskan, dan kepala menghadap ke samping dan diletakkan diatas lengan sambil melakukan pernafasan pendek-pendek.

Mengurut punggung (massase)

Ibu mengurut bagian bawah punggung dengan telapak tangannya, dengan gerakan berputar. Taburkan bedak talk untuk menghindari lecet pada kulit. Selain dapat mengurangi sakit punggung, juga dapat memberikan efek tenang dan tenteram pada ibu. Disini amat besar peran pendamping untuk memberikan perhatian kepada ibu, tidak hanya dalam hal massase tapi juga dalam bentuk kalimat-kalimat yang berisi motivasi kepada ibu.

Teknik mengatur pernafasan

Pernafasan tahap 1

Setiap kali kontraksi, dari awal sampai berakhir, tariklah nafas dalam-dalam dan teratur melalui hidung dan keluarkan melalui mulut. Pada puncak kontraksi, bernafaslah ringan dan pendek-pendek melalui mulut.

Bernafas pendek-pendek yaitu bernafaslah dengan mulut sewaktu kontraksi memuncak, tapi jangan terlalu lama karena dapat mengakibatkan pusing.

Pernafasan saat transisi

Kontraksi akan terjadi selama satu menit dan bisa terasa setiap menit. Agar ibu tidak meneran terlalu awal katakan : “huh-huh, pyuh”, sambil bernafas pendek-pendek. Lalu bernafaslah panjang. Setelah itu bernafaslah perlahan dan teratur.

Mengatur pernafasan dapat dilakukan dengan menarik nafas pendek-pendek untuk mengurangi rasa sakit selama tahap kedua, selain untuk menahan keinginan meneran.

Menolong diri sendiri

Jika kontraksi semakin kuat dan sering, cobalah beberapa posisi yang pernah dicoba sebelumnya. Bila ibu ingin berbaring, lakukan berbaring miring, jangan terlentang. Gunakan beberapa bantal untuk menyangga kepala dan paha.

Menghadapi kontraksi

Bergerak terus diantara kontraksi untuk mengatasi rasa sakit
Pusatkan perhatian pada pernafasan untuk mengalihkan perhatian pada kontraksi
Rileks sewaktu tidak kontraksi untuk menghemat tenaga
Jangan menahan BAK agar kandung kemih tidak penuh saat bayi keluar
Punggung tetap lurus agar bayi tetap di mulut rahim. Kontraksi akan menajdi lebih kuat
Jika terasa sakit, berteriaklah atau menangis. Jangan ditahan atau merasa malu.
Pusatkan perhatian pada suatu objek tertentu untuk mengalihkan perhatian dari rasa sakit.

Suami dapat turut berperan dalam proses persalinan dengan menghibur dan memberi semangat. Bersabarlah, walaupun isteri menjengkelkan pada saat dia sangat menderita. Ingatkan ibu akan latihan teknik pernafasan, usap keningnya yang berkeringat, peluk bahunya, urut punggungnya dan beri minum bila ibu haus.

Bersandar pada suami

Jika ibu masih bisa berjalan pada awal persalinan, berhentilah saat terjadi kontraksi dan bersandarlah pada suami.

Sumber :

lenteraimpian.wordpress.com

Bennet, V. R. & Brown L.K. 1996. Myles. ed 12. London : Chounchil Livingstone

Fenwick, Elisabeth. 1999. Tips Penting Melahirkan. Jakarta : Dian Rakyat

Varney, Helen. 1997. Varney’s Midwifery. Ed. 3. New York : Jones and banthet