Wednesday, June 1, 2016
Askep Sinusitis
 
Askep KMB 
 A. Pengertian
Sinusitis adalah merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus.
B. Etiologi
 Rinogen
 Obstruksi dari ostium Sinus (maksilaris/paranasalis) yang disebabkan oleh :
 Rinitis Akut (influenza)
 Polip, septum deviasi
 Dentogen
 Penjalaran infeksi dari gigi geraham atas
 Penyebabnya adalah kuman :
 Streptococcus pneumoniae
 Hamophilus influenza
 Steptococcus viridans
 Staphylococcus aureus
 Branchamella catarhatis
C. Tanda dan Gejala
 Febris, pilek kental, berbau, bisa bercampur darah
 Nyeri pada :
 Pipi : biasanya unilateral
 Kepala : biasanya homolateral, terutama pada sorehari
 Gigi (geraham atas) homolateral.
 Hidung :
 buntu homolateral
 Suara bindeng
D. Pemeriksaan Penunjang
 Rinoskopi anterior :
 Mukosa merah
 Mukosa bengkak
 Mukopus di meatus medius
 Rinoskopi postorior
 Mukopus nasofaring
 Nyeri tekan pipi yang sakit
 Transiluminasi : kesuraman pada ssisi yang sakit
 X Foto sinus paranasalis
 Kesuraman
 Gambaran “airfluidlevel”
 Penebalan mukosa
E. Penatalaksanaan
 Drainage
 Medical :
 Dekongestan lokal : efedrin 1%(dewasa) ½%(anak)
 Dekongestan oral :Psedo efedrin 3 X 60 mg
 Surgikal : irigasi sinus maksilaris.
 Antibiotik diberikan dalam 5-7 hari (untk akut) yaitu :
 Ampisilin 4 x 500 mg
 Amoksilin 3 x 500 mg
 Sulfametaksol=TMP (800/60) 2 x 1tablet
 Diksisiklin 100 mg/hari
 Simtomatik
 Prasetamol, metampiron 3 x 500 mg.
 Untuk kronis adalah :
 Cabut geraham atas bila penyebab dentogen
 Irigasi 1 x setiap minggu (10-20)
 Operasi Cadwell Luc bila degenerasi mukosa ireversibel (biopsi)
Download Askep Sinusitis di sini dan di sini
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Sinusitis
A. Pengkajian
 Biodata : Nama ,umur, sex, alamat, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan,,
 Riwayat Penyakit sekarang : penderita mengeluah hidung tersumbat,kepala pusing, badan terasa panas, bicara bendeng.
 Keluhan utama : biasanya penderita mengeluh nyeri kepala sinus, tenggorokan.
 Riwayat penyakit dahulu :
 Pasien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma
 Pernah mempunyai riwayat penyakit THT
 Pernah menedrita sakit gigi geraham
 Riwayat keluarga : Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.
 Riwayat spikososial
 Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas/sedih)
 Interpersonal : hubungan dengan orang lain.
 Pola fungsi kesehatan
 Pola persepsi dan tata laksanahidup sehat
 Untuk mengurangi flu biasanya klien menkonsumsi obat tanpa memperhatikan efek samping.
 Pola nutrisi dan metabolisme
 Biasanya nafsumakan klien berkurang karena terjadi gangguan pada hidung
 Pola istirahat dan tidur
 Selama inditasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering pilek
 Pola Persepsi dan konsep diri
 Klien sering pilek terus menerus dan berbau menyebabkan konsepdiri menurun
 Pola sensorik
 Daya penciuman klien terganggu karena hidung buntu akibat pilek terus menerus (baik purulen , serous, mukopurulen).
 Pemeriksaan fisik
 status kesehatan umum : keadaan umum , tanda viotal, kesadaran.
 Pemeriksaan fisik data focus hidung : nyeri tekan pada sinus, rinuskopi (mukosa merah dan bengkak).
B. Diagnosa Keperawatan
 Nyeri : kepala, tenggorokan , sinus berhubungan dengan peradangan pada hidung
 Cemas berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan medis(irigasi sinus/operasi)
 Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan dengan obstruksi /adnya secret yang mengental
 Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hiidung buntu., nyeri sekunder peradangan hidung
 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafus makan menurun sekunder dari peradangan sinus
 Gangguan konsep diri berhubungan dengan bau pernafasan dan pilek
C. Intervensi
 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada hidung
 Tujuan : Nyeri klien berkurang atau hilang
 Kriteria hasil :
 Klien mengungkapakan nyeri yang dirasakan berkurang atau hilang
 Klien tidak menyeringai kesakitan.
 Intervensi :
 Kaji tingkat nyeri klien
 R/: Mengetahui tingkat nyeri klien dalam menentukan tindakan selanjutnya
 Jelaskan sebab dan akibat nyeri pada klien serta keluarganya
 R/: Dengan sebab dan akibat nyeri diharapkan klien berpartisipasi dalam perawatan untuk mengurangi nyeri
 Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi
 R/: Klien mengetahui tehnik distraksi dn relaksasi sehinggga dapat mempraktekkannya bila mengalami nyeri
 Observasi tanda tanda vital dan keluhan klien
 R/: Mengetahui keadaan umum dan perkembangan kondisi klien.
 Kolaborasi dengan tim medis :
 Terapi konservatif :
 Obat Acetaminopen; Aspirin, dekongestan hidung
 Drainase sinus
 Pembedahan :
 Irigasi Antral : Untuk sinusitis maksilaris
 Operasi Cadwell Luc
 R/: Menghilangkan /mengurangi keluhan nyeri klien
 Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan medis (irigasi/operasi)
 Tujuan : Cemas klien berkurang/hilang
 Kriteria hasil:
 Klien akan menggambarkan tingkat kecemasan dan pola kopingnya
 Klien mengetahui dan mengerti tentang penyakit yang dideritanya serta pengobatannya.
 Intervensi :
 Kaji tingkat kecemasan klien
 R/: Menentukan tindakan selanjutnya
 Berikan kenyamanan dan ketentaman pada klien :
 Temani klien
 Perlihatkan rasa empati(datang dengan menyentuh klien)
 R/: Memudahkan penerimaan klien terhadap informasi yang diberikan
 Berikan penjelasan pada klien tentang penyakit yang dideritanya perlahan, tenang seta gunakan kalimat yang jelas, singkat mudah dimengerti
 R/: Meingkatkan pemahaman klien tentang penyakit dan terapi untuk penyakit tersebut sehingga klien lebih kooperatif
 Singkirkan stimulasi yang berlebihan misalnya :
 Tempatkan klien diruangan yang lebih tenang
 Batasi kontak dengan orang lain /klien lain yang kemungkinan mengalami kecemasan
 R/: Dengan menghilangkan stimulus yang mencemaskan akan meningkatkan ketenangan klien.
 Observasi tanda-tanda vital
 R/: Mengetahui perkembangan klien secara dini.
 Bila perlu, kolaborasi dengan tim medis
 R/: Obat dapat menurunkan tingkat kecemasan klien
 Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi (penumpukan secret hidung) sekunder dari peradangan sinus
 Tujuan : Jalan nafas efektif setelah secret (seous, purulen) dikeluarkan
 Kriteria hasil :
 Klien tidak bernafas lagi melalui mulut
 Jalan nafas kembali normal terutama hidung
 Intervensi :
 Kaji penumpukan secret yang ada
 R/: Mengetahui tingkat keparahan dan tindakan selanjutnya
 Observasi tanda-tanda vital
 R/: Mengetahui perkembangan klien sebelum dilakukan operasi
 Koaborasi dengan tim medis untuk pembersihan sekret
 R/: Kerjasama untuk menghilangkan penumpukan secret/masalah
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M. G. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3 EGC, Jakarta 2000
Lab. UPF Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan tenggorokan FK Unair, Pedoman diagnosis dan Terapi Rumah sakit Umum Daerah dr Soetom FK Unair, Surabaya
Prasetyo B, Ilmu Penyakit THT, EGC Jakarta
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
 
 
No comments:
Post a Comment