Saturday, October 23, 2010

Asuhan Keperawatan Klien dengan Tuberculosis (TBC)

Tuberculosis merupakan suatu penyakit yang sangat epidemic dan menular langsung yang disebabkan oleh basil mikobakterium tuberculosis tipe humanus.
Meskipun paling sering terlihat sebagai penyakit paru, tuberculosis dapat mengenai selain paru (16%) dan mempengaruhi organ dan jaringan lain. Insiden lebih tinggi pada laki-laki, bukan kulit putih, dan lahir di negara asing. Selain itu, orang pada risiko paling tinggi termasuk yang dapat terpajan pada basilus pada waktu lalu dan yang tidak mampu atau mempunyai kekebalan rendah karena kondisi kronis, seperti AIDS, kanker, usia lanjut, malnutrisi, dan sebagainya.
Sifat-sifat mikobakterium tuberculosis :
@ berbentuk basil dengan panjang 1-4/mm dengan ketebalan 0,3-0,6/mm.
@ sebagian besar terdiri atas asam lemak sehingga mikobakterium tuberculosis tahan asam dan tahan terhadap gangguan kimia dan fisik.
@ dapat hidup di udara kering dan keadaan dingin (almari es) yang disebut sifat dormant.
@ merupakan bakteri aerob, dimana bagian apical paru merupakan tempat predileksi TBC.
yang disebut sifat dormant.
@ merupakan bakteri aerob, dimana bagian apical paru merupakan tempat predileksi TBC.
Cara penularan :
@ pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
# ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan dahak dan sinar matahari langsung dapat membunuh kuman.
@ basil mikobakterium tuberculosis -> masuk kedalam jaringan paru melalui saluran nafas (droplet infection) -> sampai ke alveoli -> terjadi infeksi primer (Ghon) -> menyebar ke kelenjar getah bening -> membentuk primer kompleks (Ranke)
Gejala-gejala umum :
@ suhu tubuh meningkat (hilang timbul) 40-41 derajat Celcius.
@ berkeringat pada malam hari tanpa melakukan aktivitas apapun.
@ lemas.
@ anoreksia.
@ berat badan menurun.
Gejala-gejala khusus :
@ batuk berdahak terus menerus selama 3 minggu atau lebih.
@ batuk lama dengan dahak bercampur darah.
@ nyeri dada.
@ sesak nafas.
@ nyeri tulang.
@ gangguan pencernaan kronis disertai penurunan berat badan.
@ panas tinggi dan biasanya disertai kejang pada anak.
Komplikasi :
@ hemoptisis berat
@ kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial.
@ bronkilektasis dan fibrosis pada paru.
@ pneumothorak spontan ; kolap spontan karena kerusakan jaringan paru.
@ penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal.
@ insfisiensi kardio pulmonal

ASUHAN KEPERAWATAN
>Anamnesis (Pengkajian)
1.Identitas : nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, penanggung jawab biaya (nama & alamat), dokter yang merujuk.
2.Riwayat penyakit sekarang : keluhan utama, jelaskan penyakitnya berdasarkan kualitas, kuantitas, latar belakang, lokasi anatomi dan penyebarannya, aktu termasuk kapan penyakitnya dirasakan, faktor-faktor apa yang membuatnya membaik, memburuk, tetap, apakah keluhan konstan atau intermitten.
3.Riwayat penyakit terdahulu : pengobatan yang dijalani sekarang,apakah pernah dirawat sebelumnya, riwayat penyakit kronik dan menular, riwayat control, riwayat penggunaan obat, riwayat alergi, riwayat operasi.
4.Riwayat penyakit keluarga : umur, status anggota keluarga (hidup,mati) dan masalah kesehatan pada anggota keluarga (jenis penyakit).
5.Observasi dan pemeriksaan fisik :
a.tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu badan, RR, kesadaran.
b.sistem pernafasan (B1) : keluhan (batuk, warna secret, sesak, produktif, nyeri dada, tidak produktif, konsistensi, bau), irama nafas (teratur, tidak teratur), jenis (dispnea, kusmaul, cheyne stokes), suara nafas (vesikuler, bronco vesikuler, ronki, wheezing), alat bantu nafas (ya, tidak).
c.sistem kardiovaskuler (B2) : keluhan nyeri dada (ya, tidak), irama jantung (regular, ireguler), S1/S2 tunggal (ya, tidak), suara jantung (normal, murmur, gallop), CRT, akral (hangat, panas, dingin, kering, basah), JVP (normal, meningkat, menurun).
d.sistem persyarafan (B3) : GCS, reflek fisiologis (patella, triceps, biceps), reflek patologis (babinsky, budzinsky, kernig), keluhan pusing (ya, tidak), pupil (isokor, anisokor), sclera/konjunctiva (anemis, ikterus), gangguan pandangan (ya, tidak), gangguan pendegaran (ya, tidak), gangguan penciuman (ya, tidak), lama tidur, gangguan tidur.
e.sistem perkemihan (B4) : kebersihan, keluhan kencing (nokturi, inkontinensia, gross hematuri, poliuria, anuria, disuria, retensi, oliguria, hesistensi), produksi urin, kandung kemih membesar (ya, tidak), nyeri tekanan kandung kemih, intake cairan (oral, parenteral), alat bantu kateter (ya, tidak).
f.sistem pencernaan (B5) : mulut (bersih, kotor, berbau), mukosa (lembab, kering, stomatitis), tenggorokan (sakit menelan, pembesaran tonsil, kesulitan menelan, nyeri tekan), abdomen (tegang, kembung, ascites), nyeri tekan pada abdomen, luka dan jenis operasi pada abdomen, gerak peristaltic, BAB dan konsistensi, diet, nafsu makan, porsi makan.
g.sistem musculoskeletal dan integument (B6) : pergerakan sendi, kekuatan otot, kelainan ekstremitas, kelainan tulang belakang, fraktur, traksi/spalk/gips, kompartemen syndrome, kulit (ikterik, sianosis, kemerahan, hiperpigmentasi), turgor, luka.
h.sistem endokrin : pembesaran kelenjar tyroid, pembesaran kelenjar getah bening, hipoglikemia, hiperglikemia, luka gangren.
#pada tahap dini sulit diketahui. tanda-tanda infiltrat (redup, bronchial, conchi basah).
Pada penderita TBC :
-Perkusi = hipersonor / tympani; efusi pleura (perkusi; pekak).
-Inspeksi = atropi pada retraksi interkostal pada keadaan lanjut dan fibrosis; tanda-tanda penarikan paru, diafragma, dan mediastinum.
-Auskultasi = ada sekret disaluran nafas dan bronchi.
6.pengkajian psikosial : persepsi klien terhadap penyakitnya, ekspresi klien terhadap penyakitnya, reaksi saat interaksi, gangguan konsep diri.
7.personal hygiene dan kebiasaan : mandi, keramas, ganti pakaian, sikat gigi, memotong kuku, merokok, alcohol.
8.pengkajian spiritual : kebiasaan beribadah sebelum dan sesudah sakit.
9.pemeriksaan penunjang (diagnostic test) : pemeriksaan laboratorium, radiologi, bronchografi, spirometer, teknik polymerase chain reaction, becton dickinson diagnostic instreumen system (BACTEC), enzyme linked immunosorbent assay, MYCODOT.
#Pemeriksaan Radiologi :
-pada tahap dini tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas atau bercak nodular.
-pada kavitas gambar bayangan berupa cincin tunggal atau ganda.
-pada klasfikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.
-bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian.
-kelainan bilateral terutama dilapangan atas paru.
-bayangan milier.
# Bronchografi :
-pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan bronchus atau kerusakan paru karena TB.
# Pemeriksaan Laboratorium :
-darah = leukosit meninggi, LED meningkat, limfositosis.
-sputum = pewarnaan -> BTA positif; kultur (Lowenstein Jensen agar) -> tumbuh koloni mikobakterium tuberculosis.
Tes tuberculin : mantoux tes (indural lebih dari 10-15 mm).
# Spirometer :
-penurunan fungsi paru; kapasitas vital menurun.
# Teknik polymerase chain reaction :
-deteksi DNA kuman secara spesifik melalui amolifikasi dalam berbagai tahap sehingga dapat mendeteksi kuman meskipun hanya ada 1 mikroorganisme dalam specimen.
-teknik ini dapat mendeteksi adanya resistensi.
# Becton dickinson diagnostic instreumen system (BACTEC) :
-deteksi growth indeks berdasarkan CO2 yang dihasilkan dari metabolisme asam lemah oleh mikobakterium tuberculosis.
# enzyme linked immunosorbent assay :
-deteksi respon humoral, berupa proses antigen-antibodi yang terjadi.
# MYCODOT :
-deteksi antibody memakai antigen liporabinomannan yang direkatkan pada suatu alat berbentuk sisir plastic, kemudian dicelupkan dalam serum pasien.
-bila terdapat antibody spesifik dalam jumlah memadai maka warna sisir berubah.
10.terapi
> Diagnosis Keperawatan
1.bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan :
-sekret kental atau secret darah.
-kelemahan, upaya batuk buruk.
-edema trakeal / faringeal.
2.gangguan pertukaran gas berhubungan dengan :
-berkurangnya keefektifan permukaan paru, atelektasis.
-kerusakaan membrane alveolar kapiler.
-sekret yang kental.
-edema bronchial.
3.resiko infeksi dan penyebaran infeksi berhubungan dengan :
-daya tahan tubuh menurun, fungi sillia menurun, sekresi yang menetap.
-kerusakan jaringan akibat infeksi yang menyebar.
-malnutrisi.
-terkontaminasi oleh lingkungan.
-kurang pengetahuan tentang infeksi kuman.
4.perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan :
-kelelahan.
-batuk yang sering, adanya produksi sputum.
-dispnea.
-anoreksia.
-penurunan kemampuan financial.
5.kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pencegahan berhubungan dengan :
-tidak ada yang menerangkan.
-interpretasi yang salah.
-informasi yang didapat tidak lengkap / tidak akurat.
-terbatasnya pengetahuan.
>Intervensi
@ bersihan jalan nafas tidak efektif:
-posisi semi fowler / fowler, ajarkan latihan nafas dalam dan batuk dalam efektif.
-bersihan secret dari mulut dan trachea, suctin (b/p).
-pertahankan intake cairan 2500-3000 ml/hr.
-lembabkan udara / oksigen inspirasi.
-berikan obat : agen mukolitik, bronkodilator.
-pantau fungsi pernafasan; bunyi nafas, kecepatan, irama, kedalaman dan penggunaan otot aksesori.
-catat kemampuan untuk mengeluarkan secret atau batuk efektif, catat karakter, jumlah, sputum, adanya hemoptisis.
@ gangguan pertukaran gas :
-latihan nafas dengan bibir disiutkan (pasien fibrosis atau kerusakan parenkim).
-bedrest, bantu kebutuhan.
-berikan oksigen.
-monitor GDA.
-evaluasi perubahan tingkat kesadaran.
@ resiko tinggi infeksi dan penyebaran infeksi :
-anjurkan pasien menutup mulut jika batuk dan membuang dahak ditempat penampungan yang tertutup.
-gunakan masker setiap melakukan tindakan.
-berikan terapi dan monitor sputum BTA.
@ perubahan nutrisi :
-anjurkan bedrest.
-lakukan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernafasan.
-makan sedikit tapi sering (diet TKTP).
-monitor intake dan output.
@ kurang pengetahuan :
-tekankan pentingnya diet TKTP dan intake cairan yang adekuat.
-berikan informasi yang spesifik dan jelas.
-anjurkan untuk merubah perilaku buruk (rokok, minuman keras, begadang).

referensi :

* Doenges, Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

No comments:

Post a Comment