Sunday, June 20, 2010

sejarah komik

Di tahun 1996, Will Eisner
menerbitkan buku Graphic
Storytelling, dimana ia
mendefinisikan komik sebagai
"tatanan gambar dan balon kata
yang berurutan, dalam sebuah buku
komik." Sebelumnya, di tahun 1986,
dalam buku Comics and Sequential
Art, Eisner mendefinisikan eknis dan
struktur komik sebagai sequential
art, "susunan gambar dan kata-kata
untuk menceritakan sesuatu atau
mendramatisasi suatu ide".
Dalam buku Understanding Comics
(1993) Scott McCloud mendefinisikan
seni sequential dan komik sebagai
"juxtaposed pictorial and other
images in deliberate sequence,
intended to convey information
and/or to produce an aesthetic
response in the viewer".
Para ahli masih belum sependapat
mengenai definisi komik. sebagian
diantaranya berpendapat bahwa
bentuk cetaknya perlu ditekankan,
yang lain lebih mementingkan
kesinambungan image dan teks,
dan sebagian lain lebih menekankan
sifat kesinambungannya (sequential)
. Definisi komik sendiri sangat supel
karena itu berkembanglah berbagai
istilah baru seperti:
Picture stories – Rodolphe
Topffer (1845)
Pictorial narratives – Frans
Masereel and Lynd Ward (1930s)
Picture novella – dengan nama
samaran Drake Waller (1950s).
Illustories – Charles Biro (1950s)
Picto-fiction – Bill Gaine (1950s)
Sequential art(graphic novel) –
Will Eisner (1978)
Nouvelle manga – Frederic Boilet
(2001)
Untuk lingkup nusantara, seorang
penyair dari semenanjung Melayu
(sekarang Malaysia) Harun
Amniurashid (1952) pernah
menyebut 'cerita bergambar'
sebagai rujukan istilah 'cartoons'
dalam bahasa inggris. Di Indonesia
terdapat sebutan tersendiri untuk
komik seperti diungkapkan oleh
pengamat budaya Arswendo
Atmowiloto (1986) yaitu cerita
gambar atau disingkat menjadi
CERGAM yang dicetuskan oleh
seorang komikus Medan bernama
Zam Nuldyn sekitar tahun 1970.
Sementara itu Seno Gumira
Ajidarma (2002), jurnalis dan
pengamat komik, mengemukakan
bahwa komikus Teguh Santosa
dalam komik Mat Romeo (1971)
pernah mengiklankan karya mereka
dengan kata-kata "disadjikan setjara
filmis dan kolosal" yang sangat
relevan dengan novel bergambar.

No comments:

Post a Comment