Wednesday, December 16, 2009

Nyeri Pinggang Bawah Akibat Osteoporosis

TULANG MERUPAKAN BAGIAN TUBUH YANG DINAMIS
Walaupun tulang nampaknya tidak pernah berubah, namun ternyata tulang bukan bagian tubuh yang statis, tetapi merupakan bagian tubuh yang dinamis. Dalam kehidupan sehari-hari dinamika dari tulang tersebut dapat dilihat secara mikroskopik yang memperlihatkan adanya proses penyerapan (resorpsi) tulang yang hilang oleh karena mengalami penyerapan dan ada bagian yang baru terbentuk. Penyerapan tulang dilakukan oleh sel yang disebut osteoklast, sedangkan pembentukan tulang oleh sel yang disebut osteoblast. Proses ini ber-langsung dari awal kehidupan dan berlanjut terus seumur hidup.
Pada awal kehidupan maka pembentukan tulang terjadi lebih besar dari penyerapan, sehingga tulang terbentuk sampai kepadatan maksimal. Puncak kepadatan tulang ( Peak bone mass density) tercapai pada usia sekitar 20-25 tahun. Antara usia 25-35 tahun maka kepadatan tulang relatif konstan, karena ada keseimbangan antara proses penyerapan dan pembentukan tulang baru. Setelah usia tersebut, walaupun setiap hari terjadi pembentukan tulang baru, tetapi terjadi pengurangan kepadatan akibat proses penyerapan lebih besar dari proses pembentukan.

PUNCAK KEPADATAN TULANG
Puncak kepadatan tulang yang dicapai pada usia 20-25 tahun pada tiap orang berbeda-beda, jadi pada usia tersebut ada yang mempunyai kepadatan tulang yang keras (sangat padat), ada pula yang kurang padat. Untuk tercapainya puncak kepadatan tulang yang sempurna (cukup padat), maka dibutuhkan berbagai syarat, antara lain :
1. Konsumsi kalsium yang cukup, baik dari susu atau sayuran maupun dari suplemen.
Hal ini disebabkan karena 99% kalsium tubuh berada di tulang, sehingga bila konsumsi kalsium tulang kurang maka pembentukan tulang baru akan terhambat, sehingga puncak kepadatan tulang tidak tercapai dengan sempurna (tulang kurang padat)
2. Aktifitas fisik yang cukup dan teratur
Untuk pembentukan tulang baru diperlukan rangsangan terus menerus pada tulang, berupa benturan-benturan dalam tulang. Sejak dini seseorang harus tetap aktif bergerak, baik itu dalam bentuk olah-raga, latihan fisik maupun dalam kegiatan sehari-hari. Orang yang sejak balita kurang bergerak (sedentary), misalnya kurang berjalan, kurang gerak,hanya naik turun mobil, banyak duduk didepan TV dan sebagainya, maka puncak kepadatan tulangnya tidak sempurna, oleh karena itu sejak dini seseorang harus tetap bergerak untuk "menabung tulang" agar tulangnya cukup padat.
3. Cukup vitamin D dan sinar matahari
Sinar matahari penting untuk pembentukan vitamin D, yang diperlukan untuk pembentukan tulang baru. Di negara yang kurang sinar matahari diperlukan suplemen vitamin D yang cukup. Indonesia kaya akan sinar matahari, sehingga penduduknya cukup beruntung tidak kekurangan vitamin D.
4. Peranan hormon sex
Hormon sex wanita yaitu estrogen dan hormon sex pria yaitu testoteron sangat berperan untuk mencegah terjadinya penyerapan tulang.
Pada wanita yang tidak pernah haid atau mengalami menopause dini akibat berbagai penyakit maka puncak kepadatan tulang tidak mencapai sempurna, sehingga tulang yang terbentuk kurang padat dan dikemudian hari akan lebih cepat meng- alami keropos tulang (osteoporosis).
Puncak kepadatan tulang pada usia 20-25 tahun sangat penting, karena seperti disebutkan diatas, setelah usia 35 tahun akan terjadi pengurangan kepadatan tulang sebesar 1-2% /tahun, sebagai akibat penyerapan lebih besar dari pembentukan tulang.
Pada wanita usia pasca-menopause (50-60 tahun), terjadi penurunan kadar hormon estrogen dalam tubuh yang menyebabkan kerja osteoklast (sel yang berfungsi untuk menyerap tulang) berlebihan, sehingga proses penyerapan tulang akan lebih banyak dan berkurangnya kepadatan tulang akan lebih cepat.
Pada pria usia 50-60 tahun kadar testoteron relatif lebih stabil, sehingga proses penyerapan tulang berlangsung lambat.
Pada usia lanjut, baik pada pria maupun wanita akan terjadi penurunan pembentukan tulang yang berakibat pula makin berkurangnya kepadatan tulang.
Apabila puncak kepadatan tulang pada seseorang individu pada usia 20-25 tahun tidak mencapai sempurna (kurang padat) dan pada usia sesudahnya individu tersebut kurang aktif bergerak atau didapatkan faktor risiko tertentu, maka pada wanita pasca-menopause dapat terjadi pengurangan kepadatan tulang sampai tingkat osteoporosis ( keropos tulang).
Osteoporosis dapat pula terjadi pada usia lanjut, dimana pembentukan tulang baru sudahsangat menurun.
Osteoporosis ialah suatu keadaan dimana rangka tulang tubuh tidak dapat lagi menahan berat badan dan akan terjadi patah tulang akibat suatu trauma ringan, yang pada keadaan tulang normal trauma seringan itu tidak berakibat apa-apa.
Terjadinya patah tulang (fraktur) tersebut akibat kepadatan tulang yang sangat berkurang (keropos) sehingga telah melewati batas ambang patah tulang ( fracture threshold).
Bila diumpamakan maka hal tersebut dapat diibaratkan sebagai sepotong kayu yang bagian dalamnya telah keropos dimakan rayap, sedangkan bagian luarnya nampak masih utuh.
Kayu yang keropos ini bila dipukul ringan saja akan patah, sedangkan pada keadaan normal maka pukulan seringan itu akan tidak berakibat apa-apa.

OSTEOPOROSIS MENGAKIBATKAN NYERI PINGGANG BAWAH
Keluhan yang sering dirasakan oleh seorang penderita osteoporosis ialah nyeri pinggang bawah, mengapa hal tersebut terjadi akan diterangkan dibawah ini.
Pada dasarnya tulang manusia dapat dibagi dalam 2 jenis tergantung dari kepadatannya, yaitu :
1.Tulang trabekuler, yang mempunyai anyaman kurang rapat.
Jenis tulang ini ditemukan terutama pada seluruh tulang belakang (tulang leher, tulang dada , tulang pinggang dan tulang ekor) dan bagian leher dari tulang paha (collum femur). Bentuk anyaman yang kurang rapat ini ditujukan agar tulang tersebut cukup elastis untuk menerima beban. Bila tulang tersebut cukup elastis maka setiap benturan yang terjadi waktu bergerak atau bekerja dapat diredam sehingga individu tersebut tidak merasa nyeri
2.Tulang kortikal, yang mempunyai anyaman lebih rapat.
Jenis tulang ini ditemukan terutama pada semua tulang panjang dan berfungsi sebagai penahan rangka tubuh.
Pada seseorang yang puncak kepadatan tulangnya pada usia 20-25 tahun tidak tercapai sempurna, maka pada usia pasca menopause atau usia lanjut, jenis tulang yang terlebih dahulu mengalami osteoporosis ialah jenis tulang trabekuler. Hal ini menyebabkan yang bersangkutan akan mengeluh nyeri pinggang bawah karena tulang tersebut selain mengalami osteoporosis juga merupakan bagian yang paling sering menerima beban disaat kita duduk, berdiri atau bergerak.
Dengan memperhatikan uraian diatas maka osteoporosis dapat dibagi dalam 2 tipe, yaitu :
1. Tipe 1 atau osteoporosis pasca-menopause
2. Tipe 2 atau osteoporosis senile (usia lanjut)
yang perbedaannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

TABEL 1. PERBEDAAN ANTARA OSTEOPOROSIS TIPE 1 DENGAN 2
-------------------------------------------------------------
TIPE 1 (PASCA-MENOPAUSE) TIPE 2 (SENILE)
-------------------------------------------------------------
1.Umur 50 - 55 tahun > 65 tahun

2.Jenis kelamin Wanita > Pria Wanita=Pria

3.Tulang yang Trabekuler > Trabekuler =
mengalami osteo- Kortikal kortikal
porosis

4.Penyebab utama Kekurangan Proses menua
hormon estrogen
------------------------------------------------------------

GEJALA,TANDA DAN DIAGNOSIS OSTEOPOROSIS
Gejala dan tanda yang perlu dicurigai adanya osteoporosis ialah :
1. Nyeri pinggang bawah pada wanita pasca-menopause atau pada pria dan wanita usia lanjut.
2. Terjadinya patah tulang (fraktur) akibat suatu trauma ringan, yang pada keadaan normal trauma seringan itu tidak berakibat apa-apa. Tulang yang sering fraktur ialah tulang belakang bagian pinggang dan leher tulang paha.
3. Tinggi badan makin lama makin bertambah pendek, disertai tulang belakang makin lama makin bungkuk (Kifosis).
4. Nyeri pada tulang dan otot akibat perubahan postur tubuh.
5. Gigi-geligi keropos,goyah dan tanggal.

Diagnosis osteoporosis ditegakkan atas dasar gejala tersebut diatas ditambah dengan pemeriksaan radiologik. Pemeriksaan radiologik biasa (X-ray) dapat menunjukkan adanya gambaran osteoporosis, tetapi biasanya sudah terlambat, karena dengan X-ray maka osteoporosis baru terlihat setelah terjadi kehilangan kepadatan tulang lebih dari 40%. Alat yang lebih sensitif disebut densitometer tulang , yang dapat mendeteksi lebih dini, sayang sekali biaya pemeriksaan jauh lebih mahal. Padahal deteksi dini penting dalam rangka pencegahan dan pengobatan osteoporosis.

FAKTOR RISIKO TERJADINYA OSTEOPOROSIS
Tidak semua wanita pasca-menopause atau orang berusia lanjut akan mengalami patah tulang akibat osteoporosis.
Selain faktor terpenting ialah tercapainya kepadatan tulang maksimal yang sempurna pada usia 20-25 tahun, maka ada beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Faktor konstitusional :
a. Wanita bertubuh kecil dan kurus
b. Haid pertama (menarche) lambat
c. Menoupause dini
d. Riwayat keluarga dengan osteoporosis
e. Latar belakang etnik :
Etnik Kaukasia > Asia/Hispanik > Afrika

2. Faktor gaya hidup :
a. Peminum alkohol
b. Perokok berat
c. Asupan kalsium sangat rendah
d. Kurang gerak/kurang aktif
e. Diet tinggi garam ?
f. Bukan vegetarian
g. Diet menurunkan berat badan yang terlalu ketat

3. Akibat penyakit dan obat-obatan :
a. Kedua ovarium diangkat (ooforektomi)
b. Amenorrhoe berkepanjangan
(tidak haid berkepanjangan)
c. Hipogonadism pada pria
d. Lambung dan usus kecil diangkat (reseksi)
e. Hiperparatiroidisme
f. Penggunaan obat glukokortikoid berlebihan
g. Hipertiroidisme
h. Penyakit ginjal

OSTEOPOROSIS SEBAGAI MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT
Osteoporosis merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara maju. Sebagai contoh di Inggris maka 1 dari 4 wanita berusia diatas 60 tahun menderita osteoporosis dan sebagian besar mengalami fraktur dari leher tulang paha.
Fraktur leher tulang paha merupakan penyakit yang serius, karena angka kematiannya dapat mencapai 20% . Lebih lanjut lagi 50% dari penderita akan mengalami ketergantungan pada orang lain. Contoh lain ialah di Australia dengan populasi sebesar 17 juta orang, maka 20.000 tempat tidur rumah sakit digunakan untuk penderita osteoporosis. Saat ini di Indonesia, osteoporosis masih belum menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Tetapi dengan makin bertambahnya usia harapan hidup bangsa Indonesia sebagai hasil dari pembangunan dan makin bertambahnya penduduk Indonesia yang berusia lanjut, diperkirakan osteoporosis akan menjadi pula salah satu masalah kesehatan masyarakat di masa mendatang.

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN OSTEOPOROSIS

Pencegahan osteoporosis meliputi beberapa aspek dibawah ini, yaitu :
1. Kecukupan akan kalsium .
Kecukupan asupan kalsium harian yang dianjurkan pada pria dan wanita pramenopause ialah 800-1000 mg.
Untuk wanita pascamenopause dan masa menyusui (laktasi) diperlukan asupan yang lebih besar sekitar 1.000-1.200 mg.
Perlu diperhatikan bahwa puncak kepadatan tulang tercapai pada usia 20-25 tahun, sehingga diet tinggi kalsium sangat penting bagi remaja dan dewasa muda. Perlu diingat pula bahwa diet yang terlalu banyak protein dari daging/ikan dan banyak garam akan mengakibatkan banyak kalsium terbuang lewat urine.
Makanan yang merupakan sumber kalsium ialah olahan susu seperti susu,keju,yogurt, kemudian sayuran hijau,kacang, kedelai, ikan sardin,salmon,daging,ayam dan suplemen kalsium.
2. Aktifitas fisik sedang dan teratur, terutama latihan yang bersifat membawa beban (weight-bearing)
3. Terapi pengganti hormon (Hormon replacement therapy).
Terapi pengganti hormon terutama untuk wanita pasca-menopause dengan menggunakan kombinasi estrogen dan progesteron.
Pengobatan pada kasus osteoporosis yang nyata ialah dengan memberikan obat-obatan , antara lain yang telah diakui manfaatnya ialah : Terapi pengganti hormon, calcitriol (Rocatrol), kalsitonin (Miacalcic), Biphosphonate (Ostac) , steroid anabolik (Deca-durabolin), fluoride dan Vitamin D.

KESIMPULAN
Osteoporosis merupakan salah satu penyebab nyeri pinggang bawah, yang di Indonesia akan makin sering dijumpai, karena sebagai dampak dari pembangunan populasi usia lanjut makin hari makin bertambah . Pencegahan sejak dini merupakan kunci yang paling utama.

No comments:

Post a Comment