Tuesday, December 22, 2009

Pengertian


Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah.


 


Patogenesis



Tempat masuk kuman M. tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui udara (airborne), yaitu melalui inhalasi droplet yang mendukung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Saluran pencernaan merupakan tempat masuk utama bagi jenis bovin, yang penyebarannya melalui susu yang terkontaminasi.


Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel. Sel efektornya adalah makrofag, sedangkan limfosit (biasanya limfosit T) adalah sel imunosupresifnya. Tipe imunitas seperti ini biasanya local, melibatkan makrofag yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limfosit dan limfokinnya . Respon ini disebut sebagai reaksi hipersensitivitas.


Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil. Setelah berada di alveolus biasanya dibagian bawah lobus atas paru-paru atau bagian atas lobus bawah basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan akan mengalami gejala pneumonia akut. Pneumonia ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau proses dapat juga berlanjut terus dan bakteri dapat terus difagosit atau berkembang biak dalam sel. Basil juga menyebar dalam getah bening menuju kekelenjar getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid, yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10 sampai 20 hari.


Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju, lesi nekrosis ini disebut kaseosa. Lesi primer pary-paru dinamakan focus Ghon dan dan gabungan terserangnya getah bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks Ghon. Respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan, dimana bahan cair lepas kedalam bronchus dan menimbulkan kavitas kemudian akan masuk kepercabangan trakheobronkhial. Proses ini dapat terulang kembali dibagian lain dari paru-paru atau basil dapat terbawa sampai kelaring, telinga tengah atau usus.



 


Manifestasi Klinik


Pada stadium dini penyakit tuberculosis biasanya tidak tampak adanya tanda atau gejala yang khas. Tuberkulosis dapat didiagnosis hanya dengan fase tuberculin, pemeriksaan radiogram, dan pemeriksaan bakteriologik. Menurut CDC suatu kasus tuberculosis dapat dipastikan bila organisme M. tuberculosis dapat diidentifikasi. Jika bakteri tidak diperoleh, maka laporan kasus tuberculosis dianggap benar bila hal-hal berikut ini dapat ditemukan :






    1. Prosedur diagnostik sudah dilakukan dengan lengkap (Reaksi Hipersensitivitas berupa ; Tes tuberculin intradermal Mantoux, Tes tuberculin dengan suntikan jet, Tes tuberculin tusukan majemuk)





    2. Bukti adanya tuberculosis dengan pemeriksaan bakteriologik.




    3. Radiografik dada dengan hasil abnormal dan/atau bukti klinis akan adanaya penyakit ini.




    4. Keputusan untuk memberikan satu paket terapi yang lengkap dengan dua atau lebih obat anti tuberculosis.







Dengan berjalannya penyakit dan semakin banyaknya dekstruksi jaringan paru-paru, produksi sputum semakin banyak dan batuk dapat menjadi semakin berat. Biasanya tidak ada gejala nyeri dada dan batuk darah biasanya hanya dikaitkan dengan kasus-kasus yang sudagh lanjut. Beberapa penderita mengalami batuk produktif, keletihan, lemah, keringat pada malam hari dan berat badan menurun mirip dengan tanda dan gejala bronchitis akut dan pneumoni.


 


 




  1. Pengobatan dan Prinsip-Prinsip Kemoterapi.




Pengobatan tuberculosis terutama berupa pemberian obat antimikroba dalam jangka waktu lama. Obat-obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit klinis pada seorang yang sudah terjangkit infeksi. Agar pengobatan dapat berjalan efektif obat yang diberikan harus mamapu mengganggu fungsi vital kuman tuberculosis tanpa membahayakan klien, Stead dan Bates (1983) menekankan bahwa “pilihan terapi harus dipandu oleh prinsip-prinsip yang sudah diakui kebenarannya” adapun prinsip-prinsip tersebut adalah :







    1. Obat terpilih harus merupakan obat terhadap mana basil masih peka.




    2. Bahkan dalam suatu populasi basil yang umumnya masih peka, perubahan alami kearah resisten timbul pada setiap 1 dari 100.000 sampai 1juta organisme.




    3. Obat-obatan bakterisidal lebih disukai.





    4. Jika pengobatan yang diberikan kelihatan gagal maka penambahan satu macam obat lain hanya akan mengundang datangnya bencana.




    5. Terapi harus dilanjutkan cukup lama untuk eradikasi basil dalam tubuh.




    6. Semua obat harus diminum sebelum makan pagi dan dalam dosis tunggal agar dicapai suatu konsentrasi gabungan puncak yang memberikan efek maksimal terhadap basil.







Kelompok-kelompok resiko tinggi berikut ini harus mengalami pengobatan pencegahan :




  1. Anggota keluarga atau mereka yang dekat dengan penderita yang baru didiagnosis terinfeksi tuberculosis.




  2. Tes kulit tuberculin positif, disertai ditemukannya hasil radiogram yang sesuai dengan penyakit tuberculosis nonprogressif dan yang belum pernah menerima pengobatan kemoterapi yang adekuat dimasa lampau.




  3. Orang yang baru saja terinfeksi.





  4. Orang yang memiliki reaksi tuberculin bermakna dalam keadaan klinik khusus.




  5. Orang yang rekasi tuberkulinnya bermakana dan berusia dibawah 35 tahun




  6. Orang yang reaksi tuberculin bermakna juga memiliki AB terhadap virus HIV.




  7. Orang-orang dengan reaksi tuberculin bermakna yang berada dalam keadaan epidemiologi khusus.





 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 



 


 


 


 


RENCANA KEPERAWATAN


TUBERKOLOSIS PARU-PARU









































No



Diagnosa Keperawatan




Tujuan/Kriteria



Rencana Tindakan



1



Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi :



Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia



Intake pemasukan nutrisi adekuat sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan dengan kriteria :




  • Porsi makan yang diberikan dihabiskan




  • Klien aktif




  • BB normal (16kg)





  • TB normal (101cm)




  • LLA normal (>14cm)




  • Nafsu makan meningkat










    1. Kaji ulang status nutrisi klien dengan :










    • Pemasukan





    • Kemampuan / ketidakmampuan menelan




    • Riwayat mual, munta atau diare











    1. Observasi indikator terpenuhinya kebutuhan nutrisi tiap 3 hari berupa :










    • Berat badan





    • LLA










    1. Identifikasi makanan yang disukai/tidak disukai klien




    2. Dorong makan sedikit tapi sering dengan makanan tinggi protein (± 1800 kkal/hari)





    3. Dorong keluarga untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan klien terutama makanan kesukaan klien




    4. Jelaskan rasional pemberian diet khusus dan hubungan dengan penyakit yang diderita klien




    5. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan







 



No



Diagnosa Keperawatan



Tujuan/Kriteria




Rencana Tindakan



2



Hipertermia berhubungan dengan efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hypothalamus dan perubahan pada regulasi temperatur



Klien akan menampakkan suhu dalam batas normal (36-37o C) begitupun dengan tanda-tanda vital lainnya.








    1. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam terutama suhu tubuh




    2. Berikan kompres/mandi hangat hindari penggunaan alkohol




    3. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antipiretik








3



Resiko terhadap pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler dan sekret yang kental



Orang tua akan melaporkan tidak adanya / penurunan sesak / dispnes, klien akan menampakkan sesak / dispnea berkurang / hilang. Bebas dari gejala distress pernapasan








    1. Observasi adanya dispnea, takipnea, bunyi nafas tambahan, peningkatan upaya pernafasan, terbatasnya ekspansi dinding dada dan kelemahan




    2. Amati jika ada cianosis atau perubahan pada warna kulit, termasuk membran mukosa dan kuku




    3. Anjurkan untuk tirah baring / batasi aktivitas dan bantu / anjurkan aktivitas perawatan diri sesuai keperluan





    4. Berikan oksigen jika terjadi dispnea atau distress pernafasan







4




Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan anaknya



Kecemasan orang tua berkurang / hilang dengan kriteria orang tua dapat relaksasi dan tenang, partisipasi dalam aktivitas, tenang dan berpartisipasi dalam perawatan dan pengobatan serta mengerti dan memahami tentang penyakit yang diderita oleh klien dan pengobatan yang diberikan kepada klien







    1. Kaji pemahaman tentang penyakit yang diderita anaknya, konsekwensi dan penanganannya





    2. Bantu klien dan keluarga untuk mengidentifikasikan cara-cara untuk memahami berbagai perubahan akibat penyakit dan penanganan yang mempengaruhi hidupnya




    3. Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan alasan pengobatan yang lama




    4. Berikan informasi tentang bagaimana TB ditularkan




    5. Beri informasi tentang potensial efek samping pengobatan





    6. Informasikan tentang pentingnya mempertahankan protein tinggi dan pemasukan cairan adekuat.






 



 

No comments:

Post a Comment