Tuesday, December 22, 2009

STROKE

Pengertian
Stroke adalah gangguan peredaran darah cerebral yang disebabkan oleh berbagai faktor dan berakibat adanya gangguan neurologis

Etiologi
Trombosis à iskemi jaringan otak serta udem dan bendungan sekitar trombus à muncul pada saat klien sedang tidur / istirahat
Emboli à dapat berupa serpihan-serpihan darah yang beku, tumor, lemak / udara
Perdarahan intracerebral à ruptur dinding pembuluh darah cerebral à perdarahan pada jaringan otak à akibat aterosklerosis dan hipertensi pada klien > 50 tahun
Kompressi pembuluh darah otak à disebabkan karena tumor, bekuan darah yang besar dan sebagainya

FAKTOR RISIKO STROKE
Hipertensi, kolesterol tinggi dan obesitas.
Penyakit arteri koronaria, gagal jantung kongesif, hipertrofi ventrikel kiri, abnormalitas irama (khusus fibrilasi atrium), penyakit jantung kongestif dapat menyebabkan embolisme serebral.
Peningkatan hematokrit meningkatkan risiko infark serebral
Diabetes dikaitkan dengan aterogenesis terakselerasi
Kontrasepsi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok dan kadar esterogen tinggi).
Merokok, penyalahgunaan obat (khususnya kokain) dan konsumsi alkohol

Tanda dan Gejala Secara Umum
Pusing
Sakit Kepala
Koma
Demam
Hipertensi
Confuse, diorientasi
Abnormalitas hasil EKG (perpanjangan segmen S-T)
Gangguan memori
Gangguan mental lain à gangguan orientasi

Manifestasi klinik
Arteri vertebrobasilaris
Sakit kepala, vertigo, koma, hilang memori & confuse, flaccid, paralisis, ataxia, disfungsi,saraf cranial, defisiensi fungsi visual, hilangnya sensori baal.
Arteri cerebri anterior
Hemiparese kontralateral, inkontinensia urine, perubahan tingkah laku dan kepribadian, aphasia, amnesia, kebingungan dan gangguan memori
Arteri cerebri media
Hemiparese kontralateral, afasia global dan disfagia.
Arteri cerebri posterior
Penurunan kesadaran s.d. kom, hemiparese kontralateral, afasia visual dan kelumpuhan saraf kranial III à kebutaan unilateral

Perbedaan stroke hemoragik, trombosis, dan emboli

hemoragik
trombosis
emboli
Kejadian
Saat aktivitas, tiba-tiba, siang hari
Siang, tidak tiba-tiba
Siang, tiba-tiba
Tingkat kesadaran
Koma/stupor
CM
CM
CSF
Ada darah
normal
normal
Faktor penyebab
Hipertensi dan kerusakan pembuluh darah
Hipertensi, atetosklerosis
Penyakit jantung

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Scan tomografi komputer bermanfaat untuk membandingkan lesi serebrovaskular, dan lesi non vaskuler, misalnya hemoragi subdural, abses otak, tumor atau hemoragi intraserebral dapat dilihat pada CT scan.
Angiografi digunakan untuk membedakan lesi serebrovaskuler dengan lesi non vaskuler. Penting untuk diketahui apakah terdapat hemoragi karena informasi ini dapat membantu dokter memutuskan dibutuhkan pemberian antikoagulan atau tidak.
Pencintraan resonan magnetik (MRI) dapat juga membantu dalam membandingkan diagnosa stroke.
Pemeriksaan ultrasonografi atau doppler yang merupakan prosedur non invasif, sangat membantu dalam mendiagnosa sumbatan arteri karotis.
Pemeriksaan Elektrokardiografi (EKG) dapat membantu menentukan apakah terdapat disritmia, yang dapat menyebabkan stroke, dimana ditemukannya inversi gelombang T, depresi ST, dan kenaikan serta perpanjangan QT.
Laboratorium
- Peningkatan Hb & Ht terkait dengan stroke berat
- Peningkatan WBC indikasi adanya infeksi à endokarditis bakterialis.
- Analisa CSF (merah) à perdarahan sub arachnoid
CT Scan
Untuk mengetahui lokasi perdarahan, infark dan bekuan darah di daerah sub arachnoid
EKG
T invertil, ST depresi dan QT elevasi dan memanjang

KOMPLIKASI
1. Hipoksia serebral
Fungsi otak tergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirim ke jaringan. Pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta hematokrit pada tingkat dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.
2. Aliran darah serebral
Bergantung pada tekanan darah, curah jantung dan integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan intravena) harus menjamin penurunan viskositas darah dan memperbaiki aliran darah serebral, hipertensi atau hipotensi eksterm perlu dihindari untuk mencegah perubahan pada aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera.

PENGOBATAN
Penggunaan vasodilator dapat menimbulkan pengaruh yang merugikan aliran darah otak dengan menurunkan tekanan darah sistemik dan menurunkan aliran darah anastomosis intra serebral.
Antikoagulasi dapat diberikan melalui intavena dan oral, namun pemberiannya harus dipantau secara terus menerus untuk mencegah overdosis obat sehingga mengakibatkan meningkatnya resiko perdarahan intra serebral.
Jika klien mengalami sakit kepala dan nyeri pada leher biasanya diberikan obat analgesic ringan, sejenis codein dan acetaminophen. Sering dihindari pemberian obat narkotik yang kuat, karena dapat menenangkan klien dan menyebabkan pengkajian tidak akurat.
Jika klien mengalami kejang, berikan obat phenytoin (dilantin) atau phenobarbaital. Hindari pemberian obat jenis barbiturate dan sedative lainnya. Jika klien demam berikan obat antipiretik.

DIET
Klien dengan gangguan serebrovaskular beresiko tinggi terhadap aspirasi, sumbatan jalan nafas dan muntah, sehingga tidak diberikan makanan melalui oral pada 24-48 jam pertama.
Jika klien tidak dapat makan atau minum setelah 48 jam, maka alternatif pemberian makanan dengan menggunakan selang makanan.

No comments:

Post a Comment