Monday, November 16, 2009

Gonore

Gonore adalah penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, bakteri diplokokkus gram negatif yang menjadikan manusia sebagai perantaranya.1 Selama beberapa abad, bermacam nama telah digunakan untuk mendeskripsikan infeksi yang disebabkan oleh N. gonorrhoeae ini, diantaranya; ‘strangury’ yang digunakan oleh Hipocrates, penamaan gonore sendiri diberikan oleh Galen (130 SM) untuk menggambarkan eksudat uretra yang sifatnya seperti aliran air mata (flow of seed) dan M. Neisser, dikenalkan oleh Albert Neisser, yang menemukan mikroorganisme tersebut pada tahun 1879 dari pewarnaan apusan yang diambil dari vagina, uretra dan eksudat konjungtiva. 2
Kultur dari bakteri N. gonorrhoeae dilaporkan pertama kali oleh Leistikow dan Loffler pada tahun 1882 dan dikembangkan pada tahun 1964 oleh Thayer dan Martin yang menemukan tempat biakan selektif pada media agar khusus. 2 Media Thayer-Martin merupakan media yang selektif untuk mengisolasi gonokok. Mengandung vankomisin untuk menekan pertumbuhan kuman positif-Gram, kolimestat untuk menekan pertumbuhan bakteri negatif-Gram dan nistatin untuk menekan pertumbuhan jamur. 3
Pada umumnya penularannya melalui hubungan kelamin yaitu secara genito-genital, oro-genital dan ano-genital. Tetapi di samping itu dapat juga terjadi secara manual melalui alat-alat, pakaian, handuk, thermometer.4
N. gonorrhoeae tidak mengenal ras, sosial ekonomi atau kondisi geografis. Laki-laki, wanita baik dewasa maupun anak-anak dapat tertular penyakit ini. Penyebaran infeksi ini secara global didukung oleh kebiasaan manusia berpindah tempat yang turut meningkatkan faktor resisten. 5

EPIDEMIOLOGI
Infeksi ini ditularkan melalui hubungan seksual, dapat juga ditularkan kepada janin pada saat proses kelahiran berlangsung. Walaupun semua golongan rentan terinfeksi penyakit ini, tetapi insidens tertingginya berkisar pada usia 15-35 tahun. Di antara populasi wanita pada tahun 2000, insidens tertinggi terjadi pada usia 15 -19 tahun (715,6 per 100.000) sebaliknya pada laki-laki insidens rata-rata tertinggi terjadi pada usia 20-24 tahun (589,7 per 100.000).1
Epidemiologi N. gonorrhoeae berbeda pada tiap – tiap negara berkembang. Di Swedia, insiden gonore dilaporkan sebanyak 487/100.000 orang yang menderita pada tahun 1970. Pada tahun 1987 dilaporkan sebanyak 31/100.000 orang yang menderita, pada tahun 1994 dilaporkan penderita gonore semakin berkurang yaitu hanya sekitar 31/100.000 orang yang menderita. 6
Di Amerika Serikat, insiden dari kasus gonore mengalami penurunan. Pada tahun 1975 dilaporkan 473/100.000 orang yang menderita, dimana dengan angka tersebut menunjukkan bahwa kasus gonore di Amerika Serikat mengalami penurunan sampai tahun 1984. 6
Faktor-faktor resiko:
- hubungan seksual dengan penderita tanpa proteksi
- mempunyai banyak pasangan seksual
- pada bayi – saat melewati jalan kelahiran dari ibu yang terinfeksi
- pada anak – penyalahgunaan seksual (sexual abuse) oleh penderita terinfeksi. 3

ETIOLOGI
N. gonorrhoeae adalah bakteri yang tidak dapat bergerak, tidak memiliki spora, jenis diplokokkus gram negatif dengan ukuran 0,8 – 1,6 mikro. Bakteri gonokokkus tidak tahan terhadap kelembaban, yang cenderung mempengaruhi transmisi seksual. 7
Bakteri ini bersifat tahan terhadap oksigen tetapi biasanya memerlukan 2-10% CO2 dalam pertumbuhannya di atmosfer. Bakteri ini membutuhkan zat besi untuk tumbuh dan mendapatkannya melalui transferin, laktoferin dan hemoglobin. Organisme ini tidak dapat hidup pada daerah kering dan suhu rendah, tumbuh optimal pada suhu 35-37o dan pH 7,2-7,6 untuk pertumbuhan yang optimal.1,2,3
Gonokokkus terdiri dari 4 morfologi, type 1 dan 2 bersifat patogenik dan type 3 dan 4 tidak bersifat patogenik. Tipe 1 dan 2 memiliki pili yang bersifat virulen dan terdapat pada permukaannya, sedang tipe 3 dan 4 tidak memiliki pili dan bersifat non-virulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan menimbulkan reaksi radang.3,7

PATOGENESIS
Meskipun telah banyak peningkatan dalam pengetahuan tentang patogenesis dari mikroorganisme, mekanisme molekular yang tepat tentang invasi gonokokkus ke dalam sel host tetap belum diketahui. Ada beberapa faktor virulen yang terlibat dalam mekanisme perlekatan, inflamasi dan invasi mukosa. Pili memainkan peranan penting dalam patogenesis gonore. Pili meningkatkan adhesi ke sel host, yang mungkin merupakan alasan mengapa gonokokkus yang tidak memiliki pili kurang mampu menginfeksi manusia. Antibodi antipili memblok adhesi epithelial dan meningkatkan kemampuan dari sel fagosit. Juga diketahui bahwa ekspresi reseptor transferin mempunyai peranan penting dan ekspresi full-length lipo-oligosaccharide (LOS) tampaknya perlu untuk infeksi maksimal.2,3,8,9
Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah epitel kolumnar dari uretra dan endoserviks, kelenjar dan duktus parauretra pada pria dan wanita, kelenjar Bartolini, konjungtiva mata dan rectum.4,9,10 Infeksi primer yang terjadi pada wanita yang belum pubertas terjadi di daerah epitel skuamosa dari vagina4,9

DIAGNOSIS
Masa inkubasi gonore sangat singkat, bervariasi antara 2-10 hari terkadang lebih lama, dengan kebanyakan gejala biasanya muncul 2-5 hari setelah terinfeksi oleh penderita.3,4 Pada sejumlah kecil kasus dapat asimptomatik selama beberapa bulan. Tanda, gejala dan komplikasi berbeda pada pria dan wanita. Diketahui 10% laki-laki dan 50% wanita bersifat asimptomatik.3

Pada traktus genitourinari pria dapat ditemukan:
a. infeksi pada uretra umumnya menyebabkan duh uretra yang mukopurulen atau purulen (>80%) dan atau disuria (>50%)8,12
b. unilateral epidydymal tenderness dan edema12
c. pada infeksi anal: gatal-gatal pada daerah anus
d. infeksi oral: mungkin tanpa gejala atau sakit tenggorokan9
Pada traktus genitourinari wanita bagian bawah:
a. duh serviks yang mukopurulen atau purulen
b. duh vagina atau pendarahan; vulvaginitis pada anak-anak
Pada traktus genitourinari wanita bagian atas:
a. PID (Pelvic Inflamatory Diseases)
b. nyeri bagian bawah perut
c. demam
Gejala lain:
a. duh rektal yang mukopurulen atau purulen
b. orofaringeal-faringitis
c. mata purulen konjungtivitis
d. DGI (Disseminated Gonorrheal Infection):
- demam (biasanya <390c)>45 kg: dosis sama dengan orang dewasa
c. Siprofloksasin 500 mg oral sebagai dosis tunggal. Pada anak-anak tidak dianjurkan.
Pengobatan yang direkomendasikan untuk gonore yang disertai dengan infeksi clamidia, karena kemungkinan infeksi clamidia bersamaan dengan gonore, penderita juga diberikan azitromisin 1 gram dosis tunggal atau dapat diberikan doksisiklin 100 mg selama 7 hari. Untuk wanita hamil, diberikan eritromisin 500 mg 4 kali sehari selama 7 hari atau jika eritromisin tidak dapat ditoleransi dapat diberian amoksisilin 500 mg 3 kali sehari selama 7-10 hari.3
Pengobatan pada situasi khusus, misalnya:
a. Hamil/menyusui
Pada wanita hamil tidak dapat diberikan obat golongan kuinolon dan tetrasiklin. Yang direkomendasikan adalah pemberian obat golongan sefalosporin (Seftriakson 250 mg IM sebagai dosis tunggal). Jika wanita hamil alergi terhadap penisilin atau sefalosporin tidak dapat ditoleransi sebaiknya diberikan Spektinomisin 2 gr IM sebagai dosis tunggal. Pada wanita hamil juga dapat diberikan Amoksisilin 2 gr atau 3 gr oral dengan tambahan probenesid 1 gr oral sebagai dosis tunggal yang diberikan saat isolasi N. gonorrhoeae yang sensitive terhadap penisilin. Amoksisilin direkomendasikan unutk pengobatan jika disertai infeksi C. trachomatis.3,4
b. Disseminated Gonococcal Infection (DGI)
Diberikan terapi parenteral 24-48 jam, setelah ada perbaikan diganti dengan regimen oral yang diberikan selama 1 minggu:
- regimen awal diberikan Seftriakson 1 gr IM atau IV per 24 jam
- alternatif regimen yang dapat diberikan yaitu:
 Sefotaksim 1 gr IV per 8 jam
 Seftisoksim 1 gr IV per 8 jam
 Siprofloksasin 400 mg IV per 12 jam
 Olflosaksin 400 mg IV per 12 jam
 Levofloksasin 250 mg IV per 24 jam
 Spektinomisin 2 gr IM per 12 jam
- regimen oral yang diberikan setelah ada perbaikan:
 Sefiksim 400 mg 2 kali sehari
 Siprofloksasin 500 mg 2 kali sehari
 Ofloksasin 400 mg 2 kali sehari
 Levofloksasin 500 mg sekali sehari3,4
c. Ophtalmia neonatorum
Regimen yang dianjurkan yaitu Seftriakson 25-50 mg/kg BB IV atau IM sebagai dosis tunggal, dosis tidal lebih dari 125 mg.3,4

KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah:
a. uretra yang berparut atau berbintik pada pria kemungkinan mengarah ke menurunnya fertilitas atau obstruksi kandung kemih12
b. parutan atau bintik-bintik pada traktus reproduksi atas pada wanita dengan PID (penyakit radang panggul) kemungkinan mengarah ke infertilitas, nyeri pelvis kronik dan kehamilan ektopik3
c. adanya kemungkinan lahir prematur, infeksi neonatal dan keguguran akibat infeksi gonokokkus pada wanita hamil
d. adanya parutan pada kornea dan kebutaan permanen akibat infeksi gonokokkus pada mata
e. adanya sepsis pada bayi baru lahir karena gonore pada ibu
f. adanya kelainan neurologik lanjut akibat gonokokkal meningitis
g. destruksi permukaan sendi artikular
h. destruksi katup jantung
i. kematian karena CHF atau meningitis12

PROGNOSIS
Prognosis pada penderita dengan gonore tergantung cepatnya penyakit dideteksi dan diterapi. Penderita dapat sembuh sempurna bila dilakukan pengobatan secara dini dan lengkap. Tetapi jika pengobatan terlambat diberikan, maka kemungkinan besar dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut.3

KESIMPULAN
Gonore merupakan suatu penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri N. gonorrhoeae. Penyakit ini tergolong Penyakit Menular Seksual (PMS) karena umumnya infeksi ini terjadi melalui kontak seksual. Pada pria umumnya menyebabkan uretritis akut sementara pada wanita biasanya asimptomatik. Diagnosis ditegakkan atas dasr anamnesis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan sediaan apus dan pemeriksaan kultur bakteri. Biasanya pasien diterapi dengan golongan antibiotik dan prognosisnya baik jika terapi cepat diberikan.


DAFTAR PUSTAKA

1. Feingold DS, Mansur CP. Gonorrhea. In: Freedberg IM, Eizen AZ, Wolff K, Auesten KF, Goldsmith LA, Katz SI, editors. Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine. 6th ed. New York: MacGraw-Hill; 2003. p 2205-09.
2. Stary A. Sexually Transmitted Diseases. In: Bolognia JL, Jorizzo JL, Rapini, RP, editors. Dermatology. Volume one. London: Mosby. 2003. 1284-85.
3. Malik SR, Amin S, Anwar AI. Gonore. In: Amiruddin MD, editor. Penyakit Menular Seksual. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin; 2004. p. 65-85.
4. Daili SF. Gonore. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin; 3rd ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2005. p. 367-78.
5. Faro S, editor. Gonococcal Infection. Sexually Transmitted Diseases in Women. USA: Lipincott Williams and Wilkins; 2003. p. 1-27.
6. Alary M. Gonorrhea: Epidemiology and Control Strategies. The Canadian Journal of Human Sexuality. [serial online] 1997 November 26[cited 2007 November 27]; vol 6. [2-3 screen]. Available from URL:http://www.
7. Brazin SA. Nontreponemal Veneral Infections. In: Moschella SL, Hurley HJ, editors. Dermatology. London: Saunders; 1992. p. 871.
8. Sexually Transmitted Infection: Management Guidelines. Singapore: DSC Clinic National Skin Centre; 2007. p. 18-21.
9. Young H, McMillan A. Gonorrhea. In: McMillan A, Young H, Ogilvie MM, Scott GR, editors. Clinic Practice In Sexually Transmissible Infections. London: Saunders; 2002. p. 313-56.
10. Gonorrhea [online] 2007 Desember 02 [cited 2007 Desember 04]; [1 screens]. Available from URL:http//en.wikipedia.org/wiki/Gonorrhea
11. Siregar, RS, editor. Gonore. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC; 2005. p. 299-30.
12. Amy JB. Gonorrhea. [online] 2007 April 27 [cited 2007 Desember 04]; [6-7 screens]. Available from URL:http//www.emedicine.com/emerg/topic792.htm
13. Kissing-Does It Transmit Gonorrhea? [online] 2006 September 29 [cited 2007 November 27]; [2 screens]. Available from URL:http//www.journal-a-day.com
14. Champion RH, Burton JL, Burns DA, Breathnach SM, editors. Textbook of Dermatology. Jerman: Blackwell Science; 1998. p. 991-2
15. Hasil Penelusuran Gambar Google: Gonorrhoeae. [online]. 2007 Desember [cited 2007 Desember 05]; [1 screens]. Available from URL:http//pikas.bkkbn.go.id/gemapria/images/
16. Hasil Penelusuran Gambar Google: Gonorrhoeae. [online]. 2007 Desember [cited 2007 Desember 05]; [1 screens]. Available from URL:http//herpes-coldsores.com/std/std-image
17. Departemen of Health and Human Disease: Centers for Disease Control and Prevention. Gonorrhea and Related Species. [online]. 2007 [cited 2007 November 27]; [7 screens]. Available from URL:http//www.cdc.gov/std/pubs.htm

No comments:

Post a Comment